Sumber : Buku International Accounting (Frederick .D .S Choi)
Variable mata uang asing memiliki pengaruh yang sama dengan variable
perpajakan , karena sama-sama memperngaruhi keputusan perusahaan untuk
melakukan investasi. Oleh karena itu perusahaan berusahan untuk
meminimalkan beban pajak internasioanal. Kebanyakan perusahaan terbebani
dengan masalah aturan perpajakan (disamping COGS, Labour, dan Raw
Material). Karena aturan perpajakan masing-masing negara berbeda-beda,
perusahaan perlu memiliki sistem perencanaan pajak multinasional dan
sistem simulasi berbasis komputer sebagai alat bantu yang esensial bagi
manajemen.
Perusahan harus memahami perbedaan utama sistem perpajakan nasional,
upaya nasional membahas masalah pajak berganda, dan peluang arbitrase
antara wilayah yurisdiksi nasional bagi perusahaan multinasional.
Penetapan harga transfer berperan untuk meminimalkan pajak perusahaan
nasional, tetapi juga harus mempertimbangkan konteks perencanaan dan
kontrol strategis. Macam-macam pajak :
- Pajak Langsung, seperti Pjk Pungutan dan PPN
- Pajak Tidak Langsung, seperti Pjk Perbatasan
- PPh Badan , seperti Pajak Transfer
Sistem Administrasi Pajak :
- Sistem Klasik
Pajak penghasilan perusahaan atas penghasilan kena pajak dikenakan
pada tingkat perusahaan dan tingkat pemegang saham.
- Sistem Terintegrasi
Pajak perusahaan dan pemegang saham terintegrasi sedemikian rupa
sehingga mengurangi atau mengeliminasi pengenaan pajak berganda atas
pendapatan perusahaan.
Insentif Pajak LN:
- Tax holiday
Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk
biaya aktiva tetap dan proses industri baru atau pengampunan untuk
membayar pajak selama beberapa periode waktu
- Tax havens
Negar yang memiliki keistimewaan pajak khusus juga dapat dianggap
sebagai surga pajak dalam waktu terbatas Kompetisi Pajak yang
Membahayakan Harmonisasi Internasional.
Sumber : Bapak Sigit Sukmono Negara-negara surga pajak :
Bahama, Berm,uda, cayman Island (tidak ada pajak sama sekali)
Barbados (Insentif pajak yang sangat rendah)
Gibraltar< Hongkong dan Panama ( Mengenakan pajak terhadap laba
yang dihasilkan secara local, namum mengecualikan laba dari
sumber-sumber luar negeri.
Secara sekilas Negara-negara surga pajak ini sangat menggiurkan,
namun kompetisi pajak seperti ini sangat membahayakan, pemerintah
Negara surge pajak itu mungkin merasa lebih efisien untuk pertumbuhan
ekonomi di Negara tersebut namun, akan berbahaya jika mengalihkan
pendapatan pajak dari pemetrintah yang sebenarnya untuk menyediakan jasa
yang dibutuhkan oleh pengusaha, serta hal ini akan mengurangi
pendapatan pajak Negara lain. Misalkan perusahaan A membuka perusahaan
di Negara Bermuda setelah memiliki cabang di Negara Perancis, bias saja
perusahaan itu menyalurkan transaksinya melalui Negara Bermuda untuk
menghindari pajak Negara lain. Maka dari itu Euro diciptakan untuk
memacu pasar tunggal dan harmonisasi pajak internasional.
Perusahaan bias saja menggeser laba dari perusahaan cabang di Negara
tinggi pajak ke perusahaan cabang di Negara rendah pajak, atau
mengalokasikan BOPnya kepada perusahaan cabang di Negara tinggi pajak,
hal ini juga dapat mengurangi beban pajak. PENENTUAN HARGA TRANSFER
Perusahaan juga bisa mengakali pajak dengan menentukan harga transfer
yang tinggi untuk mengalihkan komponen yang dikirim ke cabang
perusahaan di Negara pajak rendah dan sebaliknya. Harga transfer ini
akan menjadi pendapatan untuk unit yang menerimanya.
KUcing-kucingan antara pengusaha dengan tariff pajak ini membuat
pemerintah AS mengeluarkan bagian 482 undang-undang Pajak Penghasilan
yang memberikan wewenang kepada Mentri Keuangan untuk mencegah
penggeseran laba antar pembayar pajak terkait perbedaan tariff pajak
nasional. PAsal 482 menentukan bahwa harga transfer antar perusahaan
ditentukan oleh harga transaksi wajar. Haga transaksi wajar
merupakan harga yang akan diterima oleh pihak-pihak tidak berhubungan
istimewa untuk barang-barang yang sama dan dalam keadaan yang sama. PRAKTIK HARGA TRANSFER
Tiga tujuan penting dari penerapan harga transfer yang dijawab oleh
para eksekutif keuangan di AS ; mengelola beban pajak,
mempertahankanposisi daya saing perusahaan, mempromosikan evaluasi
kinerja setara dan memberikan motivasi kepada karyawan. Beberapa
berpandangan bahwa penentuan harga transfer hanya sekedar kepatuhan
pajak.
Melihat sulitnya penentuan tariff pajak, banyaknya celah untuk
menghindar dari pajak serta kemajuan teknologi informasi membuat
pemerintah semakin sulit untuk menentukan pajak. Beberapa pihak
mendukung unitary tax (pajak tunggal).
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan
terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
Komponen-komponen utama risiko mata uang asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing,
harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa
keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku
bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan
sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan
pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan
penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat
standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan
pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan ini
salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian yang
terkait dengan masalah yang sangat penting.
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih
disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
Balance sheet hedge (lindung nilai neraca) : Mengurangi eksposur valuta asing
yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu
perusahaan.
Counterparty (pihak lawan) : Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu
transaksi.
Credit risk (risiko kredit) : Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar
atas kewajibannya.
Derivatif : Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus
dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
Economic exposure (eksposur ekonomi) : Pengaruh perubahan kurs valuta asing
terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
Exposure management (manajemen eksposur) : Penyusunan strukturdalam perusahaan
untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing) : Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar
dua negara atau lebih.
Liquidity risk (risiko likuiditas) : Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan
suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
Market discontinuities (diskontinuitas pasar) : Perubahan nilai pasar secara
mendadak dan signifikan.
Market risk (risiko pasar) : Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam
harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih) : Kelebihan
posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih) :
Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi
negatif).
Net investment (investasi bersih) : Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih
yang terjadi pada suatu perusahaan.
National amount (jumlah nasional) : Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak
untuk menentukan penyelesaian.
Operational hedge (lindung nilai operasional) : Perlindungan risiko valutaasing
yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu
perusahaan dalam mata uang asing.
Option (opsi) : Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak
keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu
di masa datang.
Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public
akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko
pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai
perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
Structural hedges (lindung nilai struktural) : Pemilihan atau relokasi operasi
untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
Tax risk (risiko pajak) : Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang
diinginkan.
Translation exposure (eksposur translasi) : Mengukur pengaruh dalam mata uang
induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban,
pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
Transaction potential risk (risiko potensial transaksi) : Keuntungan
ataukerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi
dalam mata uang asing.
Value at risk (nilai atas risiko) : Risiko kerugian atas portofolio perdagangan
suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
Value driver (pemicu nilai) : Akun-akun neraca dan laporan laba rugi
yangmempengaruhi nilai perusahaan.
Tugas dalam mengelola risiko mata uang asing
Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi,
mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai
perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko
yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan.
Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga
meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi
kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin
tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada
risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat
melakukan lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat
berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang
lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur
perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang
obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola
pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan
untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga
yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh
konsumen.
Mendefinisikan dan menghitung risiko translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri.
Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata
uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan
ulang dalam nilai ekuivalen Dollar AS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap
nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang
asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada
kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan
kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan
(nilai mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata
uang asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.
Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan
translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi
risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata
uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak
muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan
kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian
dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Perbedaan risiko akuntansi dan risiko ekonomi
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen.
Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko
market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali
dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai
suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan
pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian
mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domestik, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik mampu menjual dengan harga
yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang
dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas
yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko
meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative
strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk
risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di
dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
antisipasi pergerakan kurs
pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
perancangan strategi perlindungan yang memadai
pembuatan pengendalian manajemen risiko internal
Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan
magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai
dengan lebih efisien dan efektif.
Strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi
lindung nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan
kontraktual.
a. Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi
moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar, yang akan dapat
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan. Contoh metode lindung nilai
pada suatu anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap
devaluasi adalah:
• Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang
diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.
• Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untukekspansi modal
kepada induk perusahaan.
• Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar
dalam mata uang local.
• Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.
• Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
• Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya
dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
• Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
b. Lindung Nilai Operasional
Lindung nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi
pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat
memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata
uang. Lindung nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang
menjadi sumber bahan mentah dan komponen manufaktur.
c. Lindung Nilai Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai dengan instrumen keuangan, baik instrument
derivatif maupun instrument dasar. Produk instrument ini mencakup kontrak
forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya dikembangkan. Untuk memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi
risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk
produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara
bertahap. Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi,
diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS
No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk
memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi
derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk
pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk
derivative keuangan.
Masalah akuntansi dan pengendalian, terkait dengan manajemen risiko nilai tukar
mata uang asing
Contoh kasus:
Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan
strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka dalam rangka
meningkatkan kekayaan pemegang saham. Sejumlah strategi mengharuskan
dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain mengharuskan
penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat berbeda dari
pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya peningkatan
arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau
berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan
internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi
perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang
akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut.
Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba
potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat
keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan
domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang
jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat
dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa
perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan
konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus
kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek
bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan
metode-metode berikut:
• Perdagangan internasional
• Licensing
• Franchising
• Usaha patungan
• Akuisisi perusahaan
• Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam
operasi-operasinya di luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct
Foreign Invesment (DFI). Perdagangan internasional dan pemberian lisensi
biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi
langsung dalam operasi di luar negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung
meminta investasi langsung, tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan
pendirian anak perusahaan baru merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan
muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC
terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya
juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi
luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta
pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran.
Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya
tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki
pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung
pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing
dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari
sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman
kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen
risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak
lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif
adalah dengan sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam
organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada
kantor pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan
untuk berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun demikian, ketika membandingkan
hasil actual dan hasil yang diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan
yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.