Sumber : Buku International Accounting (Frederick .D .S Choi)
Variable mata uang asing memiliki pengaruh yang sama dengan variable
perpajakan , karena sama-sama memperngaruhi keputusan perusahaan untuk
melakukan investasi. Oleh karena itu perusahaan berusahan untuk
meminimalkan beban pajak internasioanal. Kebanyakan perusahaan terbebani
dengan masalah aturan perpajakan (disamping COGS, Labour, dan Raw
Material). Karena aturan perpajakan masing-masing negara berbeda-beda,
perusahaan perlu memiliki sistem perencanaan pajak multinasional dan
sistem simulasi berbasis komputer sebagai alat bantu yang esensial bagi
manajemen.
Perusahan harus memahami perbedaan utama sistem perpajakan nasional,
upaya nasional membahas masalah pajak berganda, dan peluang arbitrase
antara wilayah yurisdiksi nasional bagi perusahaan multinasional.
Penetapan harga transfer berperan untuk meminimalkan pajak perusahaan
nasional, tetapi juga harus mempertimbangkan konteks perencanaan dan
kontrol strategis. Macam-macam pajak :
- Pajak Langsung, seperti Pjk Pungutan dan PPN
- Pajak Tidak Langsung, seperti Pjk Perbatasan
- PPh Badan , seperti Pajak Transfer
Sistem Administrasi Pajak :
- Sistem Klasik
Pajak penghasilan perusahaan atas penghasilan kena pajak dikenakan
pada tingkat perusahaan dan tingkat pemegang saham.
- Sistem Terintegrasi
Pajak perusahaan dan pemegang saham terintegrasi sedemikian rupa
sehingga mengurangi atau mengeliminasi pengenaan pajak berganda atas
pendapatan perusahaan.
Insentif Pajak LN:
- Tax holiday
Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk
biaya aktiva tetap dan proses industri baru atau pengampunan untuk
membayar pajak selama beberapa periode waktu
- Tax havens
Negar yang memiliki keistimewaan pajak khusus juga dapat dianggap
sebagai surga pajak dalam waktu terbatas Kompetisi Pajak yang
Membahayakan Harmonisasi Internasional.
Sumber : Bapak Sigit Sukmono Negara-negara surga pajak :
Bahama, Berm,uda, cayman Island (tidak ada pajak sama sekali)
Barbados (Insentif pajak yang sangat rendah)
Gibraltar< Hongkong dan Panama ( Mengenakan pajak terhadap laba
yang dihasilkan secara local, namum mengecualikan laba dari
sumber-sumber luar negeri.
Secara sekilas Negara-negara surga pajak ini sangat menggiurkan,
namun kompetisi pajak seperti ini sangat membahayakan, pemerintah
Negara surge pajak itu mungkin merasa lebih efisien untuk pertumbuhan
ekonomi di Negara tersebut namun, akan berbahaya jika mengalihkan
pendapatan pajak dari pemetrintah yang sebenarnya untuk menyediakan jasa
yang dibutuhkan oleh pengusaha, serta hal ini akan mengurangi
pendapatan pajak Negara lain. Misalkan perusahaan A membuka perusahaan
di Negara Bermuda setelah memiliki cabang di Negara Perancis, bias saja
perusahaan itu menyalurkan transaksinya melalui Negara Bermuda untuk
menghindari pajak Negara lain. Maka dari itu Euro diciptakan untuk
memacu pasar tunggal dan harmonisasi pajak internasional.
Perusahaan bias saja menggeser laba dari perusahaan cabang di Negara
tinggi pajak ke perusahaan cabang di Negara rendah pajak, atau
mengalokasikan BOPnya kepada perusahaan cabang di Negara tinggi pajak,
hal ini juga dapat mengurangi beban pajak. PENENTUAN HARGA TRANSFER
Perusahaan juga bisa mengakali pajak dengan menentukan harga transfer
yang tinggi untuk mengalihkan komponen yang dikirim ke cabang
perusahaan di Negara pajak rendah dan sebaliknya. Harga transfer ini
akan menjadi pendapatan untuk unit yang menerimanya.
KUcing-kucingan antara pengusaha dengan tariff pajak ini membuat
pemerintah AS mengeluarkan bagian 482 undang-undang Pajak Penghasilan
yang memberikan wewenang kepada Mentri Keuangan untuk mencegah
penggeseran laba antar pembayar pajak terkait perbedaan tariff pajak
nasional. PAsal 482 menentukan bahwa harga transfer antar perusahaan
ditentukan oleh harga transaksi wajar. Haga transaksi wajar
merupakan harga yang akan diterima oleh pihak-pihak tidak berhubungan
istimewa untuk barang-barang yang sama dan dalam keadaan yang sama. PRAKTIK HARGA TRANSFER
Tiga tujuan penting dari penerapan harga transfer yang dijawab oleh
para eksekutif keuangan di AS ; mengelola beban pajak,
mempertahankanposisi daya saing perusahaan, mempromosikan evaluasi
kinerja setara dan memberikan motivasi kepada karyawan. Beberapa
berpandangan bahwa penentuan harga transfer hanya sekedar kepatuhan
pajak.
Melihat sulitnya penentuan tariff pajak, banyaknya celah untuk
menghindar dari pajak serta kemajuan teknologi informasi membuat
pemerintah semakin sulit untuk menentukan pajak. Beberapa pihak
mendukung unitary tax (pajak tunggal).
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan
terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
Komponen-komponen utama risiko mata uang asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing,
harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa
keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku
bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan
sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan
pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan
penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat
standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan
pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan ini
salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian yang
terkait dengan masalah yang sangat penting.
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih
disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
Balance sheet hedge (lindung nilai neraca) : Mengurangi eksposur valuta asing
yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu
perusahaan.
Counterparty (pihak lawan) : Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu
transaksi.
Credit risk (risiko kredit) : Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar
atas kewajibannya.
Derivatif : Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus
dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
Economic exposure (eksposur ekonomi) : Pengaruh perubahan kurs valuta asing
terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
Exposure management (manajemen eksposur) : Penyusunan strukturdalam perusahaan
untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing) : Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar
dua negara atau lebih.
Liquidity risk (risiko likuiditas) : Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan
suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
Market discontinuities (diskontinuitas pasar) : Perubahan nilai pasar secara
mendadak dan signifikan.
Market risk (risiko pasar) : Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam
harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih) : Kelebihan
posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih) :
Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi
negatif).
Net investment (investasi bersih) : Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih
yang terjadi pada suatu perusahaan.
National amount (jumlah nasional) : Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak
untuk menentukan penyelesaian.
Operational hedge (lindung nilai operasional) : Perlindungan risiko valutaasing
yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu
perusahaan dalam mata uang asing.
Option (opsi) : Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak
keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu
di masa datang.
Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public
akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko
pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai
perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
Structural hedges (lindung nilai struktural) : Pemilihan atau relokasi operasi
untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
Tax risk (risiko pajak) : Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang
diinginkan.
Translation exposure (eksposur translasi) : Mengukur pengaruh dalam mata uang
induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban,
pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
Transaction potential risk (risiko potensial transaksi) : Keuntungan
ataukerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi
dalam mata uang asing.
Value at risk (nilai atas risiko) : Risiko kerugian atas portofolio perdagangan
suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
Value driver (pemicu nilai) : Akun-akun neraca dan laporan laba rugi
yangmempengaruhi nilai perusahaan.
Tugas dalam mengelola risiko mata uang asing
Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi,
mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai
perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko
yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan.
Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga
meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi
kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin
tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada
risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat
melakukan lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat
berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang
lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur
perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang
obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola
pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan
untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga
yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh
konsumen.
Mendefinisikan dan menghitung risiko translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri.
Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata
uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan
ulang dalam nilai ekuivalen Dollar AS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap
nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang
asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada
kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan
kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan
(nilai mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata
uang asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.
Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan
translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi
risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata
uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak
muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan
kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian
dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Perbedaan risiko akuntansi dan risiko ekonomi
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen.
Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko
market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali
dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai
suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan
pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian
mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domestik, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik mampu menjual dengan harga
yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang
dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas
yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko
meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative
strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk
risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di
dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
antisipasi pergerakan kurs
pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
perancangan strategi perlindungan yang memadai
pembuatan pengendalian manajemen risiko internal
Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan
magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai
dengan lebih efisien dan efektif.
Strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi
lindung nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan
kontraktual.
a. Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi
moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar, yang akan dapat
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan. Contoh metode lindung nilai
pada suatu anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap
devaluasi adalah:
• Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang
diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.
• Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untukekspansi modal
kepada induk perusahaan.
• Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar
dalam mata uang local.
• Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.
• Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
• Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya
dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
• Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
b. Lindung Nilai Operasional
Lindung nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi
pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat
memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata
uang. Lindung nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang
menjadi sumber bahan mentah dan komponen manufaktur.
c. Lindung Nilai Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai dengan instrumen keuangan, baik instrument
derivatif maupun instrument dasar. Produk instrument ini mencakup kontrak
forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya dikembangkan. Untuk memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi
risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk
produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara
bertahap. Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi,
diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS
No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk
memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi
derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk
pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk
derivative keuangan.
Masalah akuntansi dan pengendalian, terkait dengan manajemen risiko nilai tukar
mata uang asing
Contoh kasus:
Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan
strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka dalam rangka
meningkatkan kekayaan pemegang saham. Sejumlah strategi mengharuskan
dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain mengharuskan
penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat berbeda dari
pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya peningkatan
arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau
berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan
internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi
perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang
akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut.
Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba
potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat
keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan
domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang
jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat
dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa
perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan
konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus
kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek
bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan
metode-metode berikut:
• Perdagangan internasional
• Licensing
• Franchising
• Usaha patungan
• Akuisisi perusahaan
• Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam
operasi-operasinya di luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct
Foreign Invesment (DFI). Perdagangan internasional dan pemberian lisensi
biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi
langsung dalam operasi di luar negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung
meminta investasi langsung, tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan
pendirian anak perusahaan baru merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan
muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC
terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya
juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi
luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta
pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran.
Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya
tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki
pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung
pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing
dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari
sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman
kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen
risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak
lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif
adalah dengan sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam
organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada
kantor pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan
untuk berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun demikian, ketika membandingkan
hasil actual dan hasil yang diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan
yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.
1. Perubahan
Harga Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga
seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya
beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi
(deflation). Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam
harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam
permintaan dan penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam suatu
negara mungkin berkisar sekitar 5%, sementara harga satu unit
apartemen dengan satu kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50%
selama periode yang sama.
2. Laporan Keuangan Memiliki
Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi
awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini
mendistorsi : (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri
waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran
kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi
pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai
lebih pada gilirannya akan menyebabkan : a.Kenaikan dalam proporsi
pajak. b.Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang
saham. c.Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada
pekerja. d.Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah
(pengenaan pajak lebih besar).
3. Jenis Penyesuaian
Inflasi Penyesuaian Tingkat Harga Umum. Jumlah mata uang yang
disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut
sebagai mata uang konstan biaya histories atau ekuivalen daya beli
umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut
sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan
harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar
biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal Penyesuaian
Biaya Kini. Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang
konvesional dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai
berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah
jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam
suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap
dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik
perusahaan.
4. Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi
Inflasi Berbagai negara telah mencoba metode inflasi yang
berbeda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis
seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan pihak yang
secara langsung dipengaruhi oleh angka akuntansi inflasi. Mengamati
beberapa metode akuntansi inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada
saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini. Amerika
Serikat Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS)
No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”,
pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki
persediaan dan aktiva tetap. Banyak pengguna dan penyusun
informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan
bahwa : 1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB
membingungkan. 2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini
terlalu besar. 3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis
tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya
kini. Inggris Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting
Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik
Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu : 1. Apabila standar AS
mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal. 2.
Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi,
laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan
neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan. Standar di
Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan : 1. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis. 2. Menyajikan akun-akun biaya historis
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya
kini. 3. Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya
akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang
memadai.
Badan Standar Akuntansi Internasional IASB telah
menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam
mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan
yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan suatu
perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian
hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya
historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya
beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka
terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli
yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih
dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga
harus mengungkapkan : a. Fakta bahwa penyajian ulang untuk
perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan b.
Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan
utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini c. Identitas
dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan
perubahannya selama periode pelaporan d. Keuntungan atau kerugian
moneter bersih selama periode tersebut
5. Isu- isu mengenai
inflasi Terdapat 4 isu akuntansi inflasi diantaranya : a.
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur
pengaruh inflasi. b. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan
kerugian inflasi. c. Akuntansi inflasi luar negeri. d.
Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Sumber : Choi, Frederick
D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.
2010: Salemba Empat
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam
beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak
terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba
per saham. Pada bagian ini dipusatkan pada:
1.
Pengungkapan informasi yang melihat masa depan
Pengungkapan informasi yang melihat masa depan dianggap
sangat relevan dalam pasar ekuitas diseluruh dunia. Sebagai contoh, Direksi
Keempat UE menyatakan bahwa laporan tahunan harus memuat indikasi kemungkinan
perkembangan perusahaan di masa depan. Rgulasi S-K SEC mengharuskan perushaaan
untuk mengungkapkan informasi yang telah diketahui pada saat ini yang akan
berpengaruh secara material terhadap likuiditas, sumber daya modal dan hasil
operasi di masa depan. Contoh ketiga adalah Bursa Efek Tokyo TSE “meminta”
kepada manajemen perusahaan yang tercatat untuk menyediakan ramalan penjualan,
laba dan deviden dalam pengumuman pers tahunan dan semesteran yang dilakukan.
Informasi ini mencakup:
a.
Ramalan Pendapatan, Laba Rugi, Laba Rugi per Saham (EPS), pengeluaran modal,
dan pos keuangan lainnya.
b.
Informasi Prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak
terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan
proyeksi jumlah.
c.
laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan
pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manajemen. sebaliknya lebih
sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari yang paling rendah dua
perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 Perusahaan di Amerika Serikat.
Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba
dan penjualan.
2.
Pengungkapan Segmen
Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil
operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin
meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah
meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang
ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas
pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna
laporan keuangan untuk memahamin secara lebih baik bagaimana bagian-bagian
dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
3.
Laporan Arus Kas dan Arus Dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan
sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
Adopsi ketentuan laporan arus kas baru-baru ini di negara-negara seperti
Jepang, Cina mencerminkan semakin pentingnya perhatian oleh para analis dan
para pengguna laporan keuangan terhadap informasi arus kas.
4.
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung
jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok,
pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum yang memiliki perhatian
terhadap hal-hal selain kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomi.
Pelaporan tanggung jawab social mengacu pada pengukuran dan komunikasi
informasi mengenai pengaruh suatu perusahaan terhadap kesejahteraan
karyawannya, masyarakat setempat dan lingkungan. Hal ini mencerminkan
kepercayaan bahwa perusahaan berutang kepada para pihak yang berkepentingan
dalam bentuk laporan akuntansi tahunan mengenai kinerja sosial dan
lingkungannya, seperti halnya informasi keuangan yang diberikan kepada para
pemegang saham
Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi
perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permsalahan yang menjadi perhatian
terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan,
keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan
juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai
hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.
5.
Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas
prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk
mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik.
Pengungkapan
yang dimaksud seperti:
a.
Penyajian ulang untuk kenyamanan, informasi keuangan ke dalam mata uang
nondomestik.
b.
Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut kelompok
kedua standar akuntansi.
c.
Satu set lengkap laporan keuangan yang disusn sesuai dengan kelompok kedua
Standar Akuntansi, dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip
akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set
prinsip akuntansi yang lain.
Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakuak penerjemahan seluruh laporan
tahunan dari bahasa negara asala ke dalam bahasa Inggris. juga, beberapa
perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang
diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP
AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip
akuntansi.
PENGUNGKAPAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal
yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung
jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan
dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan
kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan
peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin
mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
PENGUNGKAPAN
DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERNET
World
Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana
media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha
(Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi
pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh
software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa
depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana
mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.
PENGUNGKAPAN
LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara
pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan
pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang
tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan
disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut
konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara
itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti
kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum
tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel
dan tepat waktu, bila dibandingkan denganperekonomian yang lebih maju. Namun
demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat
waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator
memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan
pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan
penegakan aturan.
Implikasi
Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan dan Para Manajer
Para pengguna laporan keuangan harusnya dapat menduga
perbedaan yang besar dalam tingkat pengungkapan dan praktik pelaporan keuangan.
Meskipun para manajer dari banyak perusahaan terusmenerus sangat dipengaruhi
oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan
wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di
negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus
mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat
memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka
(ketentuan untuk mengadaopsi IFRS paling lambat tahun 2005 mengharuskan banyak
perusahaan Eropa di luar Inggris untuk meningkatkan pengungkapannya secara
substansial).
Dalam materi ini akan dibahas
mengenai sistem akuntansi di 5 negara, yaitu 2 negara di benua Amerika
(Amerika Serikat dan Meksiko)dan 3 negara di Benua Asia (India, China, dan
Jepang). Alasan menggunakan kelima negara tersebut antara lain, Amerika dan
Jepang merupakan 2 negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi,
menjadi pusat perekonomian dan negara pendiri Komite Standart
Akuntansi Internasional (IASB – International Accounting Standart Board).
Sementara Meksiko, India dan China merupakan negara dengan perekonomian yang
baru”muncul”. Selain itu, sistem akuntansi di Meksiko memiliki bentuk
yang hampir serupa dengan akuntansi dinegara-negara latin lainnya. Sedangkan
China merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dan
perekonomiannya berubah dari perekonomian terpusat menjadi market-oriented. Begitu
juga dengan negara India yang merupakan negara dengan populasi terbesar kedua
setelah China.
LIMA SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
NASIONAL
AMERIKA SERIKAT
Regulasi dan Pelaksanaan
Akuntansi
Sistem
akuntansi di Ameriak Serikat bersifat Common Law dan diatur oleh sektor
khusus Dewan Standart Akuntansi Keuangan (Financial Accounting
Standard Board- FASB), namun untuk kewenangannnya dibawah SEC (
Securities and Exchange Commisson). Yaitu, SEC memiliki kewenangan penuh
untuk menjelaskan standart akuntansi dan laporan perusahaan publik akan tetapi
bergantung pada sektor swsta dalam penerapan standardisasi tersebut. FASB
dibentuk pada tahun 1973 dan pada Desember 2006 telah mengeluarkan Laporan
Standart Akuntansi Keuangan 158 ( 158 Statement of Financial Accounting
Standards-SFASs) dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang
berguna untuk para investor baik yang telah maupun yang berpotensi menjadi
investor, kreditor, dan lainnya yang memutuskan untuk mengembil kredit,
investasi dsb.
Prinsip
Akuntansi yang Berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles-
GAAP) terdiri atas seluruh standar akuntansi keuangan, peraturan, dan regulasi
yang harus dipatuhi dalam mempersiapkan laporan keuangan dengan komponen utama
dari GAAP ini adalah SFASs. Pada tahun 2002 FASB dan IASB menandatangani Norwalk
Agreement dengan tujuan untuk menghilangkan perbedaan yang muncul diantara
standardisasi mereka serta mengkoordinasikan agenda pengaturan standardisasi
sehingga permasalahan utama yang muncul dapat diselesaikan bersama. Pada tahun
yang sama , 2002, ditandatangani UU Sarbanes-Oaxley Act yang secara
signifikan memperluas persyaratan AS dalam perusahaan pemerintah, penjelasan,
dan laporan serta regulasi proesi audit.
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan di Amerika Serikat
meliputi:
1.
Laporan Manajemen
2.
Laporan auditor independen
3.
Laporan Keuangan Primer (Laporan Laba-Rugi, neraca, laporan arus kas, laba-rugi
komprehensif, perubhan ekuitas pemegang saham)
4.
Diskusi manajemen dan analisa hasil operasional dan kondisi keuangan
5.
Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi dengan dampak yang paling kritis pada
laoran keuangan
6.
Catatan atas laporan keuangan
7.
Perbandingan data keuangan selama 5 atau 10 tahun
8.
Data triwulan terpilih
Patokan Akuntansi
Penggabungan bisnis dihitung seprti sebuah pembelian
Goodwill dikapitalisasi sebagai selisih antara harga
pasar yang dipertimbangkan dengan harga pasar dibwah aet bersih yang
diperoleh
Aset berwujud dan tidak berwujud inilai dengan
harga perolehan
Persediaan menggunakan metode FIFO, LIFO dan average
LIFO digunakan untuk tujuan kepentingan pajak
Penyesuaian mata uang asing megikuti persyaratan
dari SFASs no.52 yang berdsarkan pada tambahan fungsional mata uang asing
untuk menentukan metodologi penyesuaian pertukaran mata uang asing
Penyusutan dan amorrtisasi ditentukaan dengan
estimasi umur ekonomis
Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan saat
terjadinya
MESIKO
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem
akuntansi negara Meksiko adalah Code Law, dan standardisasi akuntansinya
dikeluarkan oleh Council for Research and Development of Financial
Information Standards (Consejo Mexicano Para La Investigacion y
Dessarollo de Normas de Informacion Financiera – CINIF). Untuk
standardsasi proses audit dikeluarkan oleh Mexican Institute of Public
Accountants (Instituto Mexicano de Contadores Publicos) melalui Auditing
standards and Procedures Commision. Sistem akuntansi di Meksiko menggunakan
pendekatan sistem Inggris-Amerika atau Anglo-Saxon, daripada pendekatan Eropa
Kontinental. Prinsip akuntansi di Meksiko tidak membedakan antara perusahaan
besar dan kecil serta dapat diaplikasikan ke semua bidang bisnis.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan di Meksiko harus
disesuaikan dengan tingkat inflasi yang terjadi, dan harus meliputi:
1.
Neraca
2.
laporan Laba-Rugi
3.
Laporan perubahan ekuitas pemegang saham
4.
Laporan perubahan posisi keuangan
5.
Catatan, merupakan bagian yang melengkapi laporan perubahan posisi keuangan,
yang meliputi antara lain :
Kebijakan akuntani pada perusahaan
Ketersediaan material
Komitmen untuk pembelian saham substansial atau dibawah
hak kontrak
Penjelasan mendetail mengenai utang jangka panjang dan
kurs mata uang asing
Batasan Dividen
Jaminan
Rencana pensiun pegawai
Transaksi dengan perusahaan sejawat
Pajak
Patokan Akuntansi
Bisnis gabungan menggunakan metode pembelian
Goodwill merupakan kelebihan harga pembelian
terhadap nilai sekarang aset bersih yang didapatkan
Aset berwujud/ tidak berwujud didepresiasi /
diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya (biasanya tidak lebih dari
20tahun)
Biaya penelitian dibebankan saat terjadinya, dan biaya
pengembangan dikapitalisasi dan diamortisasi saat kemungkinan teknoligi
hadir
Sewa guna usaha termasuk ke dalam financial lease atau
operational lease
Kerugian bersyarat diakui ketika mungkin terjadi dan
dapat diukur
Cadangan tak terduga tidak dapat diterima oleh GAAP
Meksiko
Pajak tangguhan disediakan dengan menggunakan metode
kewajiban
JEPANG
Pembukuan
dan laporan keuangan di Jepang menggambarkan adanya percampuran dari pengaruh
domestik dan internasional. Untuk memahami sistem pembukuan Jepang, kita harus
memahami budaya, praktik bisnis dan sejarah Jepang. Perusahaan Jepang memiliki
ketertarikan ekuitas tersendiri, dan sering kali bergabung dengan firma milik
pribadi yang lain. Keterhubungan daerah investasi industri konglomerat
raksasa ini disebut keiretsu.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Pemerintah
nasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntansi Jepang. Regulasi
akuntansi berdasarkan pada tiga badan hukum: undang-undang perusahaan (companuy
low), undang-undang pertukaran dan sekuritas (securities and exchange
law), dan undang-undang pajak penghasilan perusahaan (corporate income
tax law). Ketiga badan hukum tersebut saling berhubungan dan berinteraksi
satu sama lain yang disebut sebagai “sistem legal triangular.
Undang-undang perusahaan diatur oleh
Ministry of Justice (MOJ). Hukum tersebut merupakan inti dari regulasi
akuntansi di Jepang dan yang paling memiliki pengaruh besar. Semua perusahaan
yang didirikan berdasrkan undang-undang perusahaan diwajibkan untuk memenuhi
ketentuan akuntansi.
Berdasarkan
Undang-undang perusahaan, laporan keuangan serta jadwal yang mendukung pada
perusahaan kecil dan menengah merupakan subjek untuk audit hanya oleh auditor
yang berwenang. Baik auditor berwenang atau independen, keduanya harus
mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan sesuai dengan
undang-undang pertukaran dan sekuritas. Auditor yang berwenang tidak memerlukan
kuallifikasi profesional dan ditugasi oleh perusahaan secara penuh. Audit
berwenang biasanya fokus pada manajerial direktur dan baik bekerja sesuai
dengan kewenangannya tau tidak. Auditor independen melibatkan pemeriksaan
terhadap laporan dan catatan keuangan, serta harus dilakukan oleh akuntan
publik bersertifikasi (certified public accountans - CPAs).
Laporan Keuangan
Perusahaan yang bergabung di bawah
undang-undang perusahaan dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan yang berwenang
untul disetujui pada saat rapat pemegang saham, yang isinya antara lain:
1.
Neraca
2.
Laporan Laba Rugi
3.
Laporan atas perubahan ekuitas pemegang saham
4.
Laporan bisnis
5.
Jadwal terkait
Patokan Akuntansi
Metode pooling of interest (penyatuan
saham) untuk bisnis gabungan digunakan pada situasi tertentu saja di mana tidak
ada perusahaan yang mengontrol perusahaan lainnya. Sebaliknya, bisnis gabungan
dihitung karena pembelian. Goodwill dihitung dengan dasar harga pasar aset
bersih yang didapatkan dan diamortisasi lebih dari 20 tahun atau kurang serta
subjek terhadap tes penurunan nilai. Metode ekuitas digunkan untuk investasi
dalam perusahaan afiliasi ketika perusahaan induk memberikan pengaruh
signifikan daripada kebijakan operasional dan finansial. Metode ekuitas juga
digunkan untuk menghitung proyek gabungan, gabungan yang profesional tidak
diperbolehkan. Dibawah standar stimulasi mata uang, aset dan kewajiban dari
anak perusahaan asing dihitung dengan tingkat kurs saat itu (akhir tahun),
pendapatan dan beban dalam rata-rata, serta penyesuaian pertukaran mata uang
asing berada dalam ekuitas pemegang saham.
Persediaan yang harus dihitung
apakah cocok dengan biaya atau lebih rendah atau nilai keuntungan bersih. FIFO,
LIFO, serta metode biaya rata-rata semuanya menerima metode cost flow (arus
biaya), dengan rata-rata yang paling populer. Investasi dalam saham dinilai
pada harga pasar. Aset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasi yang berkenaan
dengan hukum perpajakan. Metode declining balance (saldo menurun) merupakan
metode depresiasi paling umum. Aset bersih juga diuji dengan penurunan nilai.
Kontrak sewa yang memindahkan
kepemilikan terhadap penyewa dikapitalisasi. Sewa menyewa keuangan lainnya
mungkin kapitalisasi atau dianggap sebagai kontrak operasional. Pajak tangguhan
dipersiapan untuk perubahan sepanjang waktu dengan menggunkan metode kewajiban.
Kerugian bersyarat dipersiapkan hingga terbuka kemungkinan dan dapat
diperkirakan. Dibutuhkan cadangan: setiap tahun perusahaan harus mengalokasikan
dejumlah minimal 10 persen kas dividen dan bonus yang dibayarkan pada direktur
dan auditor berwang hingga cadangan mencapi 25 persen dari saham.
CINA
• Pada
akhir tahun 1970-an, pemimpin Cina mulai menggerakkan ekonomi dari program
terpusat gaya Soviet menuju sistem yang lebih berorientasi pasar namun masih
dalam kendali partai komunis.
•
Ekonomi Cina saat ini digambarkan sebagao ekonomi hibrid, di mana negara
mengontrol komoditas dan industri strategis, sementara industri lainnya,
seperti perdagangan dan sektor swasta, ditumbuhkan dengan sistem berorientasi
pasar.
•
Melihat perkembangan sistem ekonomi yang ada di Cina, maka sistem dan aturan
akuntansi di Cina juga berubah seiring adanya reformasi ekonomi yang terjadi.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
• Pada
tahun 1992, Departemen Keuangan mengeluarkan Accounting Standards for
Business Enterprises (ASBE).
• ASBE
adalah sebuah konsep kerangka kerja yang dirancang untuk menuntun perkembangan
standar baru akuntansi yang ada yang pada akhirnya menyeragamkan praktik do
mestik dan menyeragamkan praktik akuntansi Cina fengan praktik internasional.
•
Kemudian, pada tahun 1998 Cina mendirikan Komite Standar Akuntansi Cina (The
China Accounting Standards Committee-CASC) sebagai lembaga berwenang dalam
departemen keuangan yang bertanggungjawab untuk mengembangkan standar
akuntansi.
• Pada
akhirnya, tahun 2006 susunan baru ASBE dikeluarkan, dan ASBE ini menyajikan
ketentuan standar akuntansi Cina yang pada hakikatnya sejalan dengan IFRS.
Pelaporan Keuangan
•
Periode pembukuan diminta sesuai dengan kalender tahunan.
•
Laporan Keuangan terdiri atas:
a.
Neraca
b.
Laporan laba rugi
c.
Laporan arus kas
d.
Laporan perubahan ekuitas
e.
Catatan
Patokan Akuntansi
•
Penggabungan usaha dicatat menggunakan metode pembelian.
•
Kapitalisasi dan Uji penurunan nilai tahunan diberlakukan untuk goodwill.
•
Untuk menghitung usaha gabungan digunakan metode ekuitas.
•
Penilaian aset menggunakan basis harga perolehan.
•
Biaya depresiasi didasarkan pada basis ekonomi.
•
Penilaian persediaan menggunakan metode FIFO dan rata-rata.
INDIA
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
a.
Akuntansi dipengaruhi oleh bangsa inggris
b.
Departemen Urusan Perusahaan pada tahun 1956 memperbaharui Akta Perusahaan yang
berisikan Kitab Akuntansi. Menurut Akta tersebut, Kitab Akuntansi :
Harus memberikan sudut pandang yang adil dan sebenarnya
menyangkut status urusan perusahaan
Harus tetap pada basis akrual sesuai dengan system
akuntansi pencatatan ganda
c.
Lembaga yang bertanggungjawab atas izin profesi Akuntansi, pengembangan
standart dan proses audit adalah The Institute of Chartered Accountant of
India. Institute tersebut berencana untuk mengadopsi IFRS secara penuh tanpa
modifikasi
d.
Standar Akuntansi India atau Indian Accounting Standards (AS)
diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Standar (Accounting Standards Board),
Standart Asuransi dan Auditing atau (Auditing Assurance Standards) diterbitkan
oleh Dewan Audit dan Asuransi Standar
e.
Pengawasan terhadap pasar modal ada pada Securities and Exchange Board of
India (SEBI)
Pelaporan Keuangan
1.
Neraca dua tahun
2.
Laporan Laba Rugi
3.
Laporan Arus Kas
4.
Kebijakan Akuntansi dan Catatan
Pengukuran Akuntansi
Penggabungan
Untuk penggabungan usaha tidak ada standar
akuntansinya, tetapi sebagian besar menggunakan metode pembelian, yang
disebut dengan amalgamation
Goodwill
Dikapitalisasi, diamortisasi dan diuji impairmentnya
(pengurangannya).
Penilaian asset tetap memakai nilai wajar dan harga
perolehan, sedangkan asset tidak berwujud diamortisasi lebih dari 10 tahun
Biaya persediaan dihitung yang lebih rendah antara
harga perolehan dan nilai yang dapat direalisasi, FIFO, dan rata-rata
Sewa pembiayaan dikapitalisasi dalam nilai lancar pasar
dan didepresiasi terhadap masa penggunaan sewa
Sewa operasional dicatat sebagai biaya dengan metode
garis lurus
RANGKUMAN PERBEDAAN PRAKTIK
AKUNTANSI
Amerika Serikat
Meksiko
Jepang
Cina
India
1.
Penggabungan usaha: pembelian atau pooling
Pembelian
Pembelian
Keduanya
Pembelian
Keduanya
2.
Goodwill
Kapitalisasi dan uji penurunan
nilai
Kapitalisasi dan uji penurunan
nilai
Kapitalisasi, dan amortisasi dan
uji penurunan nilai
Kapitalisasi dan uji penurunan
nilai
Kapitalisasi, dan amortisasi dan
uji penurunan nilai
3.
Assosiasi
Metode ekuitas
Metode ekuitas
Metode ekuitas
Metode ekuitas
Metode ekuitas
4.
Penilaian asset
Harga perolehan
Penyesuaian kisaran harga
Harga perolehan
Harga perolehan
Harga perolehan
5.
Biaya depresiasi
Berbasis ekonomi
Berbasis ekonomi
Berbasis pajak
Berbasis ekonomi
Berbasis ekonomi
6.
Penilaian persediaan LIFO
Boleh
Tidak digunakan
Boleh
Dilarang
Dilarang
7.
Kemungkinan rugi
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
8.
Sewa pembiayaan
Dikapitalisasi
Dikapitalisasi
Dikapitalisasi
Dikapitalisasi
Dikapitalisasi
9.
Pajak tangguhan
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
Diakui (accrued)
10. Cadangan untuk
memuluskan pendapatan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Beberapa
DAFTAR
PUSTAKA
Frederick D.S. Choi, dan Gary K.
Meek, International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2010.