Didalam suatu keluarga yang sederhana didalam nya terdapat ibu,ayah,adik dan aku..Aku adalah anak pertrama dari dua bersaudara,dengan terdiam aku teringat peristiwa kedua orang tua ku ,sempat aku bingung harus bagaimana sikap untuk menyelesaikan masalah ini,
Aku ingin mempunyai keluarga yang sempurna ,harmonis rukun dan tercipta kasih sayang dalam sebuah keluaga,tetapi itu kebalikan dari semua nya ,aku gak pernah mengharapkan ini semua tapi inilah kehidupan keluarga ku yang hanya aku,adik dan ibuku.
Terkadang menyakitkan bila ku ingat semua membuat aku sedih ,sakit hati dan perasaanku dan menjadi seorang yang terpuruk saja ,terkadang aku kesal dengan kehidupan yang aku alami penyesalan yang menghantui terukir dalam hatiku yang disaat aku menangis ,tertawa,senang,susah aku rasakan sendiri.
Masa kecil aku yang mungkin beda dengan kehidupan orang lain,mereka yang tumbuh dengan sempurna ,kebutuhan yang memadai setiap apa yang mereka butuhkan selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya.tapi aku senang denga kehidupan ku yang sederhana didesa aku bias melihat pemandangan yang indah,gunung yang hijau ,air sungai yang jernih ,banyak orang – orang didesa yang mempergunakan sungai untuk mencuci,mandi dan kebutuhan lainya dan tidak banyak polusi kendaraan
Saat aku berumur 7 tahun,aku mulai masuk sekolah dasar ,kehidupan yang selalu berjalan waktu aku senang mempunyai teman-teman yang sifat nya berbeda-beda,ada yang ramai,pendiam,jutek dala lainya,kehidupan keluargaku pun sedikit demi sedikit berubah ,”bias dibilang nyamanlah “ aku belum paham mengenai ekonomi yang aku tahu hanya makanan yang selalu dihidangkan dimeja makan setiap pagi,,pakaian.
Disela-sela waktu,dikala aku lagi santai keluarga dari ibuku bercerita tentang kedua orang tua ku : kamu tercipta dari keluarga yang ga sempurna ,bapak mu sudah meninggalkan ibumu dari umur 2 tahun,kamu di urusi oleh kakek,dan nenek…selama menjalani kehidupan sendiri ibuku merantau kejakarta untuk mencari kehidupan yang baru dan mencari pekerjaan ,setiap 1 bulan sekali ibuku pulang kedesa dan terkadang sampai 6 bulan ibuku ga pulang,sesampai nya ibu dirumah aku selalu mencuim kedua pipinya dan setiap ibu mau pergi untuk bekerja ,selalu nangis dan bilang “jangan pergi ibu”…
setelah menceritakan semua kehidupan kedua orang tuaku sempat aku mengis dengar cerita bibi ku itu,sempat aku berpikir begitu jahat bapaku sampai meninggalkan ibuku…setiap tangis ku yang aku ingat perasaan ibuku betapa sakit dan menyakitkan hati ibuku.dihatiku selalu bilang “aku sayang ibu selalu” aku ga tau apa yang harus aku lakukan ,aku masih kecil tapi aku sudah disuapin cerita begitu..
jangan pernah bersedih dengan kehidupan yang kamu alami sekarang dan sampai nanti ,kakek dan nenek dan saudara disini akan selalu menjaga kamu dan adikmu ,masih banyak orang – orang yang seperi ini kisah keluarganya: kata bibiku”….Aku terdiam dan membersihkan air mataku yang terus memikirkan ibuku… Kurasa sudah saatnya aku mengubur semua itu dan menata kembali hidupku . aku masih memiliki keluarga dari ibuku,” Jangan biarkan masa silam memerangkapku,"
Dengan mata berkaca-kaca, aku memandang ibuku tercinta. Suasana kamar tidur mendadak senyap. Apa yang terjadi pada keluargaku adalah tragedi. Seperti juga dialami banyak keluarga lain pada waktu itu. Seperti setengah bermimpi, dengan lirih aku berkata, " kekuasaan bukan hanya mampu mengubah tetapi juga mampu mengubah seorang ayah menjadi seorang kejam yang dibenci keluarganya sendiri dan tidak memikirkan anak-anak dan perasaan ibuku."
"Apa maksudmu,kata bibi?"
aku terdiam sejenak. Aku mencoba mengumpulkan kekuatan dalam diriku . aku merasa, sekaranglah saatnya. Ya, sekaranglah saatnya menceritakan semuanya keluarganya tercinta.
Dengan mata berkaca-kaca, aku memandang ibuku tercinta. Suasana kamar tidur mendadak senyap. Apa yang terjadi pada keluargaku adalah tragedi. Seperti juga dialami banyak keluarga lain pada waktu itu. Seperti setengah bermimpi, dengan lirih aku berkata, " kekuasaan bukan hanya mampu mengubah tetapi juga mampu mengubah seorang ayah menjadi seorang kejam yang dibenci keluarganya sendiri dan tidak memikirkan anak-anak dan perasaan ibuku."
"Apa maksudmu,kata bibi?"
aku terdiam sejenak. Aku mencoba mengumpulkan kekuatan dalam diriku . aku merasa, sekaranglah saatnya. Ya, sekaranglah saatnya menceritakan semuanya keluarganya tercinta.
ketika ayahku berubah sikap menjadi ga peduli kepada anak dan istrinya dinilainya berbeda aliran tetapi juga kepada keluarganya sendiri.”ketika ibuku membanting tulang untuk keluarganya,tidak ada sosok bapa yang membantunya,hanya sendiri yang ibu jalani”
terlintas dalam pikiran ku,aku ingin bekerja membantu ibu,tapi apa kata ibu ku : tidak memperbolehkan aku bekerja ,aku harus tetap sekolah menjungjung ilmu ..sampai sekarang ini aku duduk di bangku kuliah aku terus semangat untuk menjalani kehidupan ku yang lebih baik.
Setiap aku lagi sendiri terkadang rasa sakit mengingat kehidupan yang dulu dan mendengarkan lagu yang berjudul “bunda” ..sedih yang akurasakan,selalu teringat ibu..Ooo bunda ada dan tiada kau selalu dalam hatiku” Aku tidak tahu. Kucoba melupakannya, ternyata tidak mudah melakukannya." Dengan mata berkaca-kaca aku memandang ibuku yang tampak begitu kusut dan letihsesudah bekerja .
Apa yang harus kulakukan? Suaraku terdengar begitu putus asa.
Hening sejenak. Waktu berlalu tanpa suara, sebelum, berbisik dengan lembut ke telinganya, "Aku tahu apa yang harus kau lakukan,”Berdamailah dengan dirimu sendiri. Kau pasti bisa melakukannya. Aku dan adiku akan mendukungmu sepenuhnya." Aku diam, "Bapak telah banyak melakukan kesalahan dalam hidup, sampai dimusuhi anak-anak sendiri. Itu mimpi paling buruk bagi setiap orang tua."
Hening sejenak. Waktu berlalu tanpa suara, sebelum, berbisik dengan lembut ke telinganya, "Aku tahu apa yang harus kau lakukan,”Berdamailah dengan dirimu sendiri. Kau pasti bisa melakukannya. Aku dan adiku akan mendukungmu sepenuhnya." Aku diam, "Bapak telah banyak melakukan kesalahan dalam hidup, sampai dimusuhi anak-anak sendiri. Itu mimpi paling buruk bagi setiap orang tua."
Setelah beberapa tahun lalu disaat hari lebaran dating :bapaku menghampiri keinginannya untuk menemui anak-anaknyayang telah disimpan bertahun-tahun. Ia bercerita bagaimana sedikit-sedikit ia mencoba mengumpulkan keberanian untuk menemui anak-anaknya.
"Bertahun-tahun keinginan bertemu kau dan adik-adikmu Bapak buang jauh-jauh. Bapak merasa kehilangan muka. Kesalahan Bapak terlalu besar kepada kalian dan ibumu”
. Ia menangkap getar kepedihan dari suara bapaknya.
"Pada akhirnya Bapak datang juga ke sini. Mengapa?"
Sejenak orang tua itu terdiam. Suara burung menyapa pagi bergema di halaman.
"Maaf dari anak-anak di hari Lebaran. Itu yang mendorong Bapak menemuimu. Bertahun-tahun Bapak berdoa agar bisa diterima kembali oleh anak-anakku. Sebelum Tuhan?," sang ayah menunduk,dan hanya terdiam .
Entah apa yang menggerakkannya, tiba-tiba saja aku menghampiri orang tua itu . Ia mencoba tersenyum dan menarik tangan orang tua itu ke dalam genggamannya. Tanpa kata. Aku dan adiku menemuinya dan tidak tahu, apakah sekarang sudah bisa memberi maaf sepenuhnya kepada orang tua itu. Namun, terlintah melihat raut mukanya,terlintah rasa sakit yang bertahun – tahun kembali muncul dan suasana hatiku menjadi berubah ,rasa kesal kembali mengundangku .. aku hanya tarik nafan dan mencoba melupakan nya,dengan rendah hati bapa meminta maaf kepada kami yang telah meninggalkan kalian,aku hanya menagis dan memeluknya..
"Bertahun-tahun keinginan bertemu kau dan adik-adikmu Bapak buang jauh-jauh. Bapak merasa kehilangan muka. Kesalahan Bapak terlalu besar kepada kalian dan ibumu”
. Ia menangkap getar kepedihan dari suara bapaknya.
"Pada akhirnya Bapak datang juga ke sini. Mengapa?"
Sejenak orang tua itu terdiam. Suara burung menyapa pagi bergema di halaman.
"Maaf dari anak-anak di hari Lebaran. Itu yang mendorong Bapak menemuimu. Bertahun-tahun Bapak berdoa agar bisa diterima kembali oleh anak-anakku. Sebelum Tuhan?," sang ayah menunduk,dan hanya terdiam .
Entah apa yang menggerakkannya, tiba-tiba saja aku menghampiri orang tua itu . Ia mencoba tersenyum dan menarik tangan orang tua itu ke dalam genggamannya. Tanpa kata. Aku dan adiku menemuinya dan tidak tahu, apakah sekarang sudah bisa memberi maaf sepenuhnya kepada orang tua itu. Namun, terlintah melihat raut mukanya,terlintah rasa sakit yang bertahun – tahun kembali muncul dan suasana hatiku menjadi berubah ,rasa kesal kembali mengundangku .. aku hanya tarik nafan dan mencoba melupakan nya,dengan rendah hati bapa meminta maaf kepada kami yang telah meninggalkan kalian,aku hanya menagis dan memeluknya..
Akan tetapi wealaupun bapaku meminta restu untuk kembali bersama ibu ku kembali ,aku masih belum bisa menerima kembali da;lam kehidupan ku karena kami sudah terbiasa hidup bertiga dan tidak bisa menerima orang lain walaupun emang dia bapaku sendiri ,semuanya butuh proses dan berfikir panjang untuk semua nya,,
Aku ingin terbang bebas membuang rasa sakit dan kesalahan dihati yang membuat ku terpuruk dan sedih ,,aku terus berpikir----berpikir---berpikir ..aku tetap bahagia dengan kehidupan ku yang selama ini aku jalani hanya bertiga ,dengan melihat ibuku yang penuh semngat untuk menghidupkan aku dan adiku,semangatnya yang membuat mataku terbuka …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar